Jumat, 09 Januari 2015

Seperti Apakah Sukses Itu?



“SUKSES”
Sebenarnya apakah arti kata tersebut? Pernah kita berpikir apa yang terkandung dibalik kata “sukses” tersebut? Seberapa seringkah kita menggapai kata “sukses” itu? Atau bahkan, pernahkah kita merasakannya?

Banyak orang yang bergulat dengan kehidupan dan berpikir bahwa dia harus “sukses”. Apakah “sukses” itu saat kita mendapatkan kekuasaan, mendapatkan kedudukan yang tinggi, mendapatkan penghormatan dari orang-orang yang bahkan tidak mengenal kita dengan baik? Atau saat kita mendapatkan apa saja dengan uang?

Entahlah...

Hidup ini adalah seni bagaimana membuat sesuatu. Dan seni harus dipelajari serta ditekuni. Maka sangatlah baik bila manusia berusaha keras dan pebuh kesungguhan mau belajar tentang bagaimana menghasilkan bunga-bunga, semerbak harum wewangian, dan kecintaan di dalam hidupnya. Itu lebih baik daripada ia terus menguras tenaga dan waktunya hanya untuk menimbun harta di saku atau gudangnya. Apalah arti hidup ini, bila hanya habis untuk mengumpulkan harta benda dan tidak dimanfaatkan sedikitpun untuk meningkatkan kualitas kasih sayang, cinta, keindahan dalam hidup in?

Banyak orang yang tidak mampu melihat indahnya kehidupan ini. Mereka berpikir telah “sukses”, akan tetapi mereka hanya membuka matanya untuk “uang” semata. Maka, meskipun berjalan melewati sebuah taman yang rindang, bunga-bunga yang cantik mempesona, air jernih yang memancar deras, burung-burung yang berkicau riang, mereka sama sekali tidak tertarik dengan semua itu. Di mata dan pikirannya hanya ada uang –berapa yang masuk dan keluar hari itu- saja. Padahal, kalau dipikir lebih dalam, sebenarnya ia harus membuat uang itu menjadi sarana yang baik untuk membangun sebuah kehidupan yang bahagia. Tapi sayang, mereka justru mebalikkan semuanya; mereka menjual kebahagiaan hidup hanya demi mendapatkan uang, dan bukan bagaimana membeli kebahagiaan hidup dengan uang.

Jadi, seperti apakah sukses itu?

Saat kita bisa melihat semua anggota keluarga tersenyum dengan damai tanpa beban, tapi masih banyak saudara kita di luar sana yang tak memiliki tempat tinggal, apakah itu sukses?

Saat kita merasa telah memiliki semua yang kita inginkan, tapi masih banyak saudara kita dalam keadaan kemiskinan, apakah itu sukses?

Saat kita berhasil melewati setiap jurang-jurang kehidupan,tapi masih banyak saudara kita yang berjuang menghadapi kematian karena kelaparan, apakah itu juga sukses?

Sukses itu adalah saat kita berhasil mencapai kebahagiaan dan kebahagiaan itu tidak ditentukan oleh tempat dan waktu, tapi oleh keimanan, kualitas ketaatan sebagai orang yang beragama, dan hati. Hati adalah tempat untuk melihat Rabb. Ketika di hati sudah tertancap sebuah keyakinan, maka akan muncul kebahagiaan yang mengalirkan kedamaian dan keteduhan ke dalam jiwa. Dari situ kebahagiaan akan meluap kepada yang lain. Dengan demikian, kebahagiaan itu berada di bukit-bukit, di lembah-lembah, dan di atas pohon. 
  
Kebahgiaan itu tidak terletak pada cek yang dicairkan, tidak pada tahta yang tinggi, tidak pada pangkat yang disegani, tidak pada kendaraan yang dibeli, bukan pada wangi bunga yang semerbak, bukan pada beras yang dimakan, dan bukan pula pada kain yang dibentangkan.

Anggapan kita, ketika telah berhasil memperluas rumah, ketika bisa memperbanyak barang, dan ketika berhasil menumpuk semua perabotan dan apa saja yang kita senangi, kita akan bahagia, senang, dan gembira. Semua itu justru menjadi sebab jiwa resah, tertekan dan hanya menambah masalah. Karena bagaimanapun, segala sesuatu akan membawa keresehan, kesuntukan, dan ‘pajak uang harus dibayar’ untuk mendapatkannya.

Kebahagiaan itu adalah keriangan hati, karena kebenaran yang dihayatinya. Kebahagiaan adalah kelapangan dada, karena dekat dengan Sang Penguasa alam semesta. Kebahagiaan adalah ketentraman jiwa, karena dapat berbagi kepada sesama. Kebahagiaan adalah saat melihat semua orang yang kita sayang tersenyum, dan melihat anak-anak yatim piatu juga merasakan kebahagiaan yang kita rasakan. Dan, kebahagiaan itu berbeda dengan kenikmatan dunia. Kebahagiaan hanya bisa dicapai saat kita dekat dengan-Nya, Tuhan Semesta Alam.

Bagaimana menurut Anda tentang “sukses” itu? Seperti apakah “sukses” yang ingin Anda gapai?

Tidak ada komentar: