Jumat, 24 April 2015

Teknik Analisis Fungsi Distraktor



Pada saat membicarakan tentang tes objektif bentuk multiple choice item telah dikemukakan bahwa pada tes obyektif bentuk multiple choice item tersebut untuk setiap butir item yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar telah dilengkapi dengan beberapa kemungkinan jawaban atau yang sering dikenal dengan istilah option atau alternatif.
Option atau alternatif itu jumlahnya berkisar antara tiga sampai dengan lima buah, dan dari kemungkinan-kemungkinan jawab yang terpasang pada setiap butir item itu, salah satu diantaranya adalah merupakan jawaban  betul (=kunci jawaban); sedangkan sisanya adalah merupakan jawaban salah. Jawaban-jawaban salah itulah yang biasa dikenal dengan istilah distractor (distraktor = pengecoh).
Contoh:




       






Tujuan memasang distraktor pada setiap butir item adalah agar diantara sekian banyak peserta tes, ada yang memilihnya karena mereka menganggap itulah jawaban yang benar. Tentu saja, makin banyak testee yang terkecoh, maka kita dapat menyatakan bahwa distraktor itu makin dapat menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya.
      Menganalisis fungsi distraktor sering dikenal dengan istilah lain, yaitu: menganalisis pola penyebaran jawaban item. Adpaun yang dimaksud dengan pola penyebaran jawaban item ialah suatu pola yang dapat menggambarkan bagaimana testee menentukan pilihan jawabnya terhadap kemungkinan-kemungkinan jawab yang telah dipasangkan pada setiap butir item.
      Suatu kemungkinan dapat terjadi, yaitu bahwa dari keseluruhan alternatif yang dipasang pada butir item tertentu, sama sekali tidak dipilih oleh testee. Dengan kata lain, testee menyatakan “blangko”. Pertanyaan blangko ini sering dikenal dengan istilah oniet dan biasa diberi lambang dengan huruf O. Distraktor makin dapat menjalankan fungsinya dengan baik apabila distraktor tersebut memiliki daya tarik sedemikian rupa sehingga peserta tes merasa bimbang dan ragu sehingga mereka memilih distraktor itu sebagai jawaban benar.
      Suatu distraktor dinyatakan telah dapat menjalankan fungsinya sebagai pengecoh apabila dipilih oleh paling kurang 5% dari seluruh pesrta tes. Sebagai tindak lanjut dari hasil penganalisisan terhadap fungsi distraktor tersebut maka distraktor yang belum dapat menjalankan fungsinya sebagai pengecoh sebaiknya diperbaiki atau diganti dengan distraktor lain.
      Berikut ini diberikan contoh cara menganalisis fungsi distraktor. Misalkan suatu hasil tes belajar diikuti oleh 30 orang peserta tes, bentuk soalnya adalah multiple choice item dimana setiap butir item dilengkapi dengan 5 alternatif jawaban (option). Tes hasil belajar tersebut terdiri dari 50 butir soal.
      Untuk menganalisis fungsi distraktor butir soal no. 1,2,3 dan 4 misalnya, maka dilihat pola penyebaran jawaban dari butir item no. 1,2,3 dan 4 ternyata diperoleh pola penyebaran jawaban sebagai berikut.
Tabel 8.5. Pola penyebaran  jawaban empat butir tes
Nomor butir item
kelompok
Alternatif jawaban (option)
Keterangan
A
B
C
D
E
omit
1
Atas
20
2
1
2
0
0
Kunci jawaban A
Bawah
10
6
5
2
2
0
jumlah
(30)
8
6
4
2
0
2
Atas
2
4
13
5
1
1
Kunci jawaban C
Bawah
3
6
12
2
0
1
jumlah
5
10
(25)
7
1
2
3
Atas
2
4
0
18
1
1
Kunci jawaban D
Bawah
1
5
0
16
2
0
jumlah
3
9
0
(34)
3
1
4
Atas
2
18
1
2
1
0
Kunci jawaban B
Bawah
0
22
2
2
0
0
jumlah
2
(40)
3
4
1
0

      Dengan adanya pola penyebaran jawaban seperti pada tabel 8.5 di atas, maka dapat diketahui berapa persen peserta tes yang terkecoh memilih distraktor yang diberikan yaitu:
a.      Untuk item tes no.1, kunci jawabannya adalah A dan distraktornya adalah B,C,D,E.
-          Distraktor B dipilih oleh 8 orang berarti : 8/50 x 100% = 16%.
Dengan demikian distraktor B telah menjalankan fungsinya sebagai pengecoh dengan baik, karena dipilih oleh lebih 5% peserta tes.
-          Distraktor C dipilih oleh 6 orang berarti : 6/50 x 100% = 12%.
Dengan demikian distraktor C juga telah menjalankan fungsinya sebagai pengecoh dengan baik, karena dipilih oleh lebih 5% peserta tes.
-          Distraktor D dipilih oleh 4 orang berarti : 4/50 x 100% = 8%.
Dengan demikian distraktor C juga telah menjalankan fungsinya sebagai pengecoh dengan baik, karena dipilih oleh lebih 5% peserta tes.
-          Distraktor E dipilih oleh 2 orang berarti : 2/50 x 100% = 4%.
Dengan demikian distraktor E belum dapat menjalankan fungsinya sebagai pengecoh, karena hanya dipilih oleh 4% peserta tes (kurang dari 5%).
b.      Untuk item tes no.2, kunci jawabannya adalah C dan distraktornya adalah A,B,D,E.
-          Distraktor A dipilih oleh 5 orang berarti : 5/50 x 100% = 10%.
Dengan demikian distraktor B telah menjalankan fungsinya sebagai pengecoh dengan baik, karena dipilih oleh lebih 5% peserta tes.
-          Distraktor B dipilih oleh 10 orang berarti : 10/50 x 100% = 20%.
Dengan demikian distraktor B juga telah menjalankan fungsinya sebagai pengecoh dengan baik, karena dipilih oleh lebih 5% peserta tes.
-          Distraktor D dipilih oleh 7 orang berarti : 7/50 x 100% = 14%.
Dengan demikian distraktor B juga telah menjalankan fungsinya sebagai pengecoh dengan baik, karena dipilih oleh lebih 5% peserta tes.
-          Distraktor E dipilih oleh 2 orang berarti : 2/50 x 100% = 2%.
Dengan demikian distraktor E belum dapat menjalankan fungsinya sebagai pengecoh, karena hanya dipilih oleh 2% peserta tes (kurang dari 5%).

      Dari keempat pengecoh/distraktor pada butir item no.2, tiga diantaranya dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sementara distraktor E tidak berfungsi sebagai pengecoh.
      Tabel 8.5 di atas dapat juga digunakan untuk mengetahui derajat kesukaran dan daya pembeda soal. Untuk soal no.1 ada 30 peserta tes yang menjawab benar. Ini berarti untuk angka indeks kesukarannya adala 30/50 = 0,6 dengan derajat kesukaran cukup atau sedang, karena terletak antara 0,3 dan 0,7. Butir item no.2 dapat dijawab dengan benar oleh 25 orang peserta tes, maka indeks kesukarannya adalah 25/50 = 0,5, artinya butir item no.2 juga memiliki derajat kesukaran “sedang”. Butir item no.3 dapat dijawab dengan benar oleh 34 orang peserta tes, maka indeks kesukarannya adalah 34/50 = 0,68, artinya butir item no.3 juga memiliki derajat kesukaran “sedang”. Sedangkan butir item no.4 dapat dijawab denan benar oleh 40 orang peserta tes, maka indeks kesukarannya adalah 40/50 = 0,8, artinya butir item no.4 memiliki derajat kesukaran “mudah”.
      Daya pembeda butir soal dapat ditentukan sebagai berikut.
1.      Butir item no.1: jumlah peserta tes adalah 50 maka jumlah peserta tes kelompok atas adalah 25 orang dan peserta tes kelompok bawah juga 25 orang. PA = 20/25 = 0,8 , PB = 10/25 = 0,4. Jadi daya pembeda butir item no.1 adalah D = PA-PB = 0,8 – 0,4 = 0,4 ( pada kategori baik atau good ).
2.      Butir item no.2 dapat dijawab benar oleh 13 peserta tes kelompok atas dan 12 peserta tes kelompok bawah, maka PA = 13/25 = 0,52 , PB = 12/25 = 0,48. Jadi daya pembeda butir item no.1 adalah D = PA-PB = 0,52 – 0,48 = 0,04 artinya butir soal item no.2 memiliki daya pembeda jelek.
3.      Butir item no.3 dapat dijawab benar oleh 18 peserta tes kelompok atas dan 16 peserta tes kelompok bawah, maka PA = 18/25 = 0,72 , PB = 16/25 = 0,64. Jadi daya pembeda butir item no.1 adalah D = PA-PB = 0,72 – 0,64 = 0,08 artinya butir soal item no.3 juga memiliki daya pembeda jelek.
4.      Butir item no.4 dapat dijawab benar oleh 18 peserta tes kelompok atas dan 22 peserta tes kelompok bawah, maka PA = 18/25 = 0,72 , PB = 22/25 = 0,88. Jadi daya pembeda butir item no.1 adalah D = PA-PB = 0,72 – 0,88 = -0,16 artinya butir soal item no.2 memiliki daya pembeda sangat jelek.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari keempat butir item di atas maka:. item no.1 dapat dipakai karena memiliki indeks kesukaran “sedang” dan daya pembeda “baik”. Item no.2 dan no.3 memiliki indeks kesukaran sedang dan daya pembeda “jelek”. Untuk itu perlu ditinjak lanjuti dengan menelusuri kenapa daya bedanya jelek, ini dapat saja disebabkan oleh adanya distraktor pada butir item no.2 dan no.3 yang tidak berfungsi, sehingga distraktor perlu diganti. Butir no.4 memiliki indeks kesukaran “mudah” dan daya pembeda “sangat jelek”. Sebaiknya butir item no.4 tidak digunakan lagi pada tes-tes hasil belajar selanjutnya